banner 728x250
BeritaOlahraga

Sepeda Tak Sekadar Gaya Hidup, Nilai Ekonominya Kian Menjanjikan

14
×

Sepeda Tak Sekadar Gaya Hidup, Nilai Ekonominya Kian Menjanjikan

Sebarkan artikel ini

Jakarta, Voli.co.id – Tren olahraga sepeda di Tanah Air terus menunjukkan peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Sepeda kini tak lagi sekadar alat transportasi, melainkan telah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup, aktivitas rekreasi, olahraga prestasi, hingga motor penggerak sport tourism. Lonjakan pesepeda sejak masa pandemi bahkan membentuk pasar yang relatif bertahan hingga saat ini, sekaligus menghadirkan peluang ekonomi yang kian menarik di berbagai wilayah (18/12/2025).

Pengamat ekonomi Andika Isma menilai, dari sisi nilai ekonomi, industri olahraga sepeda nasional menyimpan potensi besar dengan estimasi perputaran uang mencapai Rp7–10 triliun per tahun. Nilai tersebut bersumber dari penjualan sepeda, suku cadang, apparel, aksesoris, layanan servis, hingga penyelenggaraan berbagai event olahraga sepeda di dalam negeri.

“Angka ini belum termasuk dampak turunan atau multiplier effect, seperti sektor pariwisata, UMKM kuliner, penginapan, transportasi, serta konten digital dan sponsorship yang ikut tumbuh seiring maraknya komunitas dan event sepeda di berbagai daerah,” ujarnya

Besarnya perputaran ekonomi tersebut tercermin dari aktivitas perdagangan sepeda dan perlengkapannya yang terus meningkat. Indonesia pun tidak hanya berperan sebagai pasar konsumsi, tetapi mulai berkembang sebagai basis produksi, khususnya untuk sepeda kelas menengah, komponen, dan apparel. Sejumlah kawasan industri di Jawa Barat dan Jawa Tengah bahkan telah menembus pasar ekspor Asia, Eropa, hingga Amerika, menandakan peluang Indonesia masuk dalam rantai pasok global industri sepeda.

Dari sisi peminat, Andika memperkirakan jumlah pesepeda aktif di Indonesia mencapai sekitar 20–25 juta orang. Angka ini mencakup pesepeda rekreasional, komunitas hobi, komuter perkotaan, hingga atlet yang rutin mengikuti kejuaraan.

“Jumlah tersebut mencerminkan besarnya basis pasar sepeda di Indonesia, mulai dari aktivitas santai hingga olahraga prestasi,” kata Dosen Universitas Negeri Makassar itu.

Tingginya minat masyarakat didorong oleh dominasi usia produktif, meningkatnya kesadaran akan pola hidup sehat, serta tumbuhnya komunitas sepeda di hampir seluruh daerah. Segmentasi pasar pun semakin beragam, mulai dari sepeda lipat, road bike, mountain bike, BMX, hingga sepeda listrik yang kian diminati.

Lebih jauh, Andika menilai potensi industri sepeda akan semakin kuat apabila ditopang oleh event berskala nasional yang melibatkan masyarakat luas. Sport tourism berbasis sepeda dinilai mampu menjadi pemicu perputaran ekonomi, terutama di daerah dengan karakter alam dan destinasi wisata unggulan.

“Wilayah seperti Bali, Jawa Barat, Yogyakarta, Nusa Tenggara, hingga Sulawesi memiliki peluang besar menjadikan sepeda sebagai ikon pariwisata olahraga,” ujarnya.

Industri sepeda juga membuka ruang luas bagi UMKM dan sektor ekonomi kreatif. Apparel lokal, helm, tas sepeda, hingga konten digital dan peran influencer bersepeda menjadi bagian dari ekosistem industri yang saling terhubung dan terus berkembang.

“Atlet maupun figur publik dapat berperan sebagai brand ambassador, memperkuat nilai komersial sekaligus mendorong regenerasi atlet dan minat masyarakat terhadap olahraga sepeda,” tambahnya.

Potensi tersebut dinilai akan semakin terasa jika pemerintah kembali menggulirkan program-program massal. Sebelumnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) memiliki program Gowes Nusantara atau Sepeda Nusantara yang sejak 2017 rutin digelar di berbagai daerah untuk mengajak masyarakat hidup sehat dan aktif berolahraga.

“Jika ada 100 kota menggelar kegiatan dengan 1.000 peserta per titik, berarti ada 100.000 orang yang bersepeda. Dari jumlah itu, sekitar 30 persen berpotensi membeli sepeda baru. Artinya, ada sekitar 30 ribu sepeda terjual,” ujarnya.

“Perhitungan ini baru dari sisi peserta. Belum termasuk dampak pada UMKM, hotel, dan rumah makan di sekitar lokasi kegiatan, yang tentu nilainya jauh lebih besar,” pungkas Andika.

Selama ini, Gowes Nusantara kerap dikemas dengan tema persatuan, pembagian doorprize, serta kolaborasi dengan pemerintah daerah, termasuk kampanye “Bike to School” dan “Gerakan Kembali ke Meja Makan”. Jika program ini kembali digelar secara konsisten, perputaran ekonomi sektor olahraga sepeda diyakini akan kembali bergeliat, menghidupkan UMKM lokal, pariwisata daerah, sekaligus memperkuat ekosistem industri sepeda nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *